Monday, August 6, 2007

Wah apes nian Undanganku

Dengan semangat 45 kemarin Minggu (5 Agustus 2007) aku menuju ke rumah temanku untuk mengambil undangan pernikahan pesenanku. Aku sangat berharap undangan tersebut telah jadi dengan baik sehingga langkah selanjutnya tinggal menyebarkannya saja.

Tapi apa lacur, ternyata hasilnya jauh dari yang kubayangkan. Bayangin aja namanya undangan pernikahan kok hasilnya buram. OK lah kalau cuma buram, aku bisa dikit terima. Tetapi yang paling fatal fotoku dan calonku juga ikut buram sehingga tidak kelihatan. Kesannya kayak hasil fotokopian bukan hasil cetak. Potongannya juga tidak pas, apalagi lipatannya yang lebih banyak melenceng. Aduhhhhh....

Jujur aja aku sangat down dengan hasil tersebut, mana uang yang dikeluarkan juga sudah banyak. Sekitar setengah juta man. Jumlah yang gak sedikit, lagipula nyarinya juga susah. Aku jadi menghambur-hamburkan uang untuk hal yang tidak berguna. Banyak yang dikeluarkan tapi malah gak ada hasil yang memuaskan.

Ah..... Pengen rasanya marah dan menarik kembali uangku. Tapi masalahnya yang membuatkan ialah temanku, ada rasa sungkan untuk melakukannya. Ia sendiri menawarkan cetak ulang lagi dengan biaya separo dari aku dan separo dari dia. Wah jujur aku gak berani, soalnya uang yang kupunya, selain sudah kuanggarkan untuk pos-pos tertentu juga kusisakan untuk setelah pernikahan nanti.

Selain itu aku masih trauma dengan hasil cetaknya. OK lah katakan cetak pertama sukses, bagus. Tapi apa ada jaminan cetak selanjutnya akan jadi baik. Bisa jadi aku masih trauma dengan hal ini.

Sekarang ada dua pilihan:
1. Menyebarkan undangan jelek yang udah dicetak dan tentu saja pasang muka tembok sambil koar-koar nyalahin yang nyetak.
2. Nyetak baru, nyari yang lebih murah tapi kualitasnya baik dan bisa cepat selesai.

Padahal nikahku tanggal 1 September 2007, eh undangannya bermasalah. Untunglah calonku terus kasih aku semangat. Aku tahu dia pun kecewa berat tapi dia tetap bisa kasih aku semangat. Aplaus untuk dirinya.

Tetap berdoa memohon pertolongan Tuhan dan terus berusaha. Aku yakin Tuhan pasti buka jalan. Kalau sampai seolah-olah tidak ada jalan, aku tetap percaya pada-Nya

No comments: