Tuesday, August 14, 2007

Pengennya Wali Bapak dari Saudara

Sewaktu berkunjung ke rumah saudaraku, aku menceritakan kejadian yang kualami menjelang pernikahan. Termasuk masalah pembatalan Wali Bapak yang kemudian langsung memperoleh penggantinya.

Saudaraku langsung komentar, kenapa tidak kakakku saja, mumpung dia masih di Yogya.

Wah benar juga. Mengapa tidak dia saja. Masalahnya ibu sudah memutuskan orang lain tanpa berkonsultasi dengan aku dulu. Aku bisa memahami hal ini, ibuku waktu itu sedang kalut. Lagi pula calon Wali Bapak nanti juga tetanggaku sendiri yang sudah aku kenal baik.

Dulu aku memang tidak menunjuk saudaraku karena ia bekerja di kapal pesiar dan tidak tahu kapan dia pulang. Sebenarnya ada saudaraku lainnya yang bekerja di Jakarta dan aku percaya dia pasti mau. Tapi entah kenapa dulu tidak terpikirkan hal tersebut.

Aku coba diskusikan ini dengan calonku. Dia berpendapat kalau aku membatalkan yang sekarang maka kelihatannya aku seperti balas dendam, karena aku telah diperlakukan begitu oleh Wali Bapak yang dulu. Cuma balas dendamnya salah alamat hehe.

Jujur saja aku kepengin yang jadi Wali Bapak, saudaraku sendiri. Tapi it's OK dengan kondisi sekarang. Aku belajar untuk terus bersyukur akan kehendakNya.

No comments: