Monday, November 12, 2007

Periksa Kehamilan I

Minggu, 11 November 2007 aku mengajak istriku puter-puter ke matahari sepulang dari kebaktian gereja. Tujuanku cuma satu yaitu nyari hp untuk ibu. Namun, sayangnya hp yang ingin kucari tidak ada, ini yang membuatku bingung mo nyari tipe hp apalagi. Selain itu istriku juga sudah mulai tidak betah, apalagi badannya sekarang mulai capek sejak ia terbukti hamil. Ditambah hujan yang sejak awal ke gereja masih betah turun rintik-rintik.

Tanpa menunggu lebih lama kamipun pulang. Sampai di rumah istriku langsung ambil selimut dan tidur. Aku letakkan tanganku di dahinya untuk memeriksa suhu tubuhnya, biasa saja. Namun, alangkah terkejutnya aku saat kuletakkan tanganku di perutnya, panas sekali. Ia bilang perutnya sakit dan terasa panas bahkan sampai ke punggung. Karuan aja aku bingung, aku takut ada apa-apa dengan janin yang ada di perutnya. Setelah lama berpikir akhirnya kuputuskan besuk aku mau ijin kerja dan mengantarkan istri ke rumah sakit, sekalian untuk kontrol kehamilan pertama.

Semalaman, beberapa kali kupegangin perut istriku sambil berdoa agar tidak terjadi apa-apa pada istriku. Beberapa kali kubisikkan pada janin di perut istriku agar ia jangan membuat mama kuatir dan panik sehingga mama gak sakit.

Esoknya kami pergi ke RS Panti Waluyo seperti yang direkomendasikan oleh mbak Tantri, kakak istriku. Setelah mendaftar dan memilih dokter, kamipun menunggu untuk diperiksa. Hampir satu jam kami menunggu, akhirnya kami diperiksa dan diberitahukan bahwa istriku darahnya turun, inilah mengapa istriku merasa lemas sekali.

Perut istriku juga di USG untuk melihat kondisi janin. Dari hasil USG tersebut, dokter menjelaskan kalau saat ini janinnya masih berupa titik, yang berbentuk hanyalah ketubannya sebagai tempat janin nantinya. Di perkirakan bayiku lahir 15 Juni 2008 nanti. Juga disarankan agar istriku jangan memakai celana jins. Kalau sakit jangan buru-buru minum obat tapi konsultasikan dulu ke dokter mengenai obat yang sebagaiknya dikonsumsi orang hamil. Juga disarankan untuk minum susu. Selain itu, istriku di beri vitamin dan obat untuk mengatasi rasa mual dan muntah. Obat ini dapat diminum apabila diperlukan sedangkan vitaminnya diminum setiap hari sekali. Di kemudian hari kami tahu itu bukan vitamin beneran tetapi obat menambah darah. Hal ini disebabkan wanita hamil memang memerlukan banyak darah.

Konsultasi berikutnya dilakukan sebulan lagi.


Read more!

Saturday, November 10, 2007

Istriku Hamil

"Mas, aku mau tes urine, " ujar istriku sambil membangunkanku. Aku yang sudah sebenarnya udah sadar dari tidur tapi masih males bangun langsung membuka mata, sekali lagi istriku mengulangi perkataannya dengan penambahan, "aku sudah pipis, kalau kamu mau tolong masukin tes ini ke air urin.

Tanpa menunggu lebih lama aku langsung bangun dan menuju kamar mandi, sebelumnya mengambil alat untuk tes kehamilan. Sekilas kubaca, kalau menunjukkan tanda strip merah dua berarti positif hamil, informasi yang sudah kuketahui sejak semula. Sebelum mencelupkan alat tersebut aku bertanya kepada istriku, "Udah siap dengan hasilnya?"
"Siap gak siap harus siap, bukankah sebenarnya kita sudah tahu."

Aku tersenyum mendengarnya, dan tanpa menunggu terlalu lama segera aku celupkan alat tersebut ke ke air urin istriku. Hanya sebentar alat tersebut langsung memunculkan tanda dua strip merah dua. Positif, istrimu terbukti hamil.

"Wah, istriku hamil," ujarku sambil membuka tangan mau memeluknya.

Bahwa istriku hamil sebenarnya sudah kami duga sejak dia telat menstruasi,tanda-tandanya sudah mengarah ke orang hamil, morning sick, mual, dan gampang muntah. Alat ini cuma ingin memastikan kami apakah istriku benar-benar hamil atau tidak.

Sebenarnya sebelum di tes aku masih berharap istriku tidak hamil. Awal pernikahan aku mengharapkan agar istriku hamil tahun depan saja dengan pemikiran tahun tersebut keluargaku sudah benar-benar siap baik secara materi maupun psikologi. Saking berharapnya aku takut kalau nanti istriku kebobolan ntar anak yang ia kandung menjadi anak yang kurang aku sukai.

Namun entah kenapa, sewaktu istriku menunjukkan gejala kehamilan, perasaan takut dan tidak siap tersebut ternyata tidak ada. Yang ada justru pengen segera memiliki anak. Aku yakin bila bahwa anak adalah anugerah Ilahi bila kita mendapatkannya dengan benar. Ketika menganugerahkan sesuatu, Tuhan tidak hanya memberi begitu saja, tetapi juga ikut memperlengkapi kita untuk menjaga anugerah tersebut. Sekalipun sampai saat ini aku belum memiliki banyak uang namun aku percaya segala kebutuhan yang kami perlukan untuk memelihara anugerah ini telah Tuhan siapkan.

Keyakinan itulah yang kemudian aku bagikan kepada istriku yang kadang kulihat juga belum siap menerima bila ia benar-benar hamil

Puji Tuhan, setelah tes kemahilan tersebut kami berdua bisa lebih siap secara mental menerima jabang bayi ini. Soal ekonomi kami percaya Tuhan pasti akan menyediakannya.


Read more!