Tuesday, July 24, 2007

Katekisasi Pra Nikah

Sudah menjadi tradisi bila ingin menikah di linkungan Gereja Kristen Jawa (GKJ) -- dan beberapa sinode gereja lainnya -- tentu harus mengikuti katekisasi pra nikah terlebih dahulu. Adanya katekisasi pra nikah ini ditujukan untuk memperlengkapi calon mempelai dengan berbagai pengetahuan mengenai persiapan pernikahan dan kehidupan berumah tangga. Dengan demikian setelah mengikuti katekisasi pra nikah, kedua pasangan tersebut diharapkan telah memiliki pondasi yang kokoh dalam berkeluarga, tidak hanya berdasarkan alasan suka sama suka saja. Suatu tujuan yang mulia.

Namun, beberapa orang beranggapan keberadaan katekisasi pra nikah adalah hal yang tidak berguna dan membuang-buang waktu saja. Daripada harus menghadiri pertemuan rutin sebaiknya calon mempelai diberi buku terus suruh belajar sendiri. Jika ada materi yang tidak dimengerti baru diadakan pertemuan antara pasangan tersebut dengan pihak pengajar, biasanya pendeta. Praktis bukan?

Kelihatannya memang praktis, tetapi bagi saya pengalaman seseorang adalah guru yang paling baik. Bukannya saya anti membaca buku tetapi belum tentu pengarang sebuah buku mengalami sendiri apa yang ia tulis. Kebanyakan buku hanya berisi pengajaran umum tanpa mau mempedulikan bagaimana perasaan dan latar belakang pembacanya. Ironisnya pembaca sudah merasa paham mengenai isi buku tersebut lalu berusaha menerapkannya. Padahal untuk kasus tertentu wejangan di buku tersebut sulit untuk diterapkan.

Disinilah sebenarnya arti pentingnya sebuah katekisasi pra nikah. Terjadi interaksi antara pengajar dengan peserta. Pengajar memberikan pelajaran tentang pernikahan yang tidak jarang disertai dengan berbagai contoh yang ia alami. Sedangkan peserta dapat langsung bertanya bila ia tidak mengerti. Tentu saja semua ini dapat terjadi bila ada interaksi yang cukup baik dan keterbukaan di antarnya. Ada kalanya jawaban pengajar di luar dugaan kita, tetapi memang itulah solusi yang paling baik.

Tidak ada alasan yang cukup kuat untuk menganggap bahwa katekisasi pra nikah adalah sesuatu yang kurang penting bahkan tidak berguna. Saya sendiri bersyukur karena dengan mengikuti katekisasi tersebut ada begitu banyak pelajaran pernikahan yang saya dapatkan. Kebanyakan memang pelajaran sederhana tetapi justru merupakan fondasi yang cukup kuat bagi keluarga saya nantinya. Pelajaran sederhana yang jarang saya dapatkan dari buku-buku tentang pernikahan di manapun juga.

No comments: